Dari iklan heboh yang sering kali muncul di tipi soal film ini, kami pun memutuskan untuk menontonnya…
Ceritanya berkisah tentang 3 anak muda diperankan Jamie Aditya, Alex Abbas, dan Erron LeBang, dimana salah seorang diantaranya “terpakasa” mengawini seorang hypersexual karena alasan “membantu” orang tua…selanjutnya silahkan ditonton sendiri….
Saya berharap banyak dari film ini…dapet lucunya…dapat pesan moralnya…dapat emosinya…tapi saya gak dapakan itu…ini terlalu subjective kali yah…
Lumayan lucu….tapi klo dibandingkan dengan film Quickie Express yang juga sama-sama mengusung tema sex and comedy, XL jadi kurang lucu…saya lebih banyak mengernyitkan kening ketimbang menarik ujung-ujung bibir saya..
Saya juga gak suka peran Stefan…kesannya nafsu tuh boleh diumbar kapan aja, dimana aja sama siapa aja dia mau….gak mikirin dia punya tanggung jawab sebagai seorang istri…
Difilm ini juga dikisahkan ada seorang pelacur yang disewa untuk menemani si tokoh utama selama sebulan penuh agar si tokoh utama bisa “praktek” apa yang dia dapatkan dari Mak Siat…sebelum akhirnya menikah dengan wanita hypersexual itu….
Emang sich…dalam film gak diperlihatkan secara seronok adegan adegan yang bisa meningkatkan “syh***” tapi kesannya orang ketempat-tempat pelacuran adalah hal yang biasa, bahwa hidup bersama dengan seorang yang “sebenernya dia gak mau jadi pelacur” adalah hal yang wajar…
Gak bilang film ini jelek atau gak layak…penilaian kembali ke pribadi kita masing-masing…ada yang bisa menjadikan pelajaran bahwa yang penting itu adalah mencintai dari hati gak hanya melihat dari besar kecilnya “itu”nya…ada yang menjadikan itu sebagai informasi bahwa ternyata ada toh yang seperti itu disekitar kita….tapi buat saya…film ini memberitahukan bahwa kita harus lebih menjaga keluarga dan orang disekitar kita yang disayangi agar tidak terjerumus dalam model kehidupan kaya gitu